Salah seorang teman wahabi ku bertanya "bagaimana pendapatmu tentang wahabi??bukankah sekte itu selalu berdakwah untuk kembali kepada Al-Qur'an dan Sunnah??
----------------------------------------------------
jawabku:
terlalu dhoif saya untuk berpendapat sendiri, krn walaupun saya tidak pernah gembar gembor mengikuti ulama salafussholeh tapi sebenarnya saya sangat berpegang pada pendapat mereka, bahkan untuk pertanyaan diatas sayapun harus mengikuti pendapat para slafussholeh
tapi sebelumnya saya akan sedikit terangkan atas pemahaman mereka tentang "kembali kepada Al-Qur'an dan Sunnah
Alqur’an diturunkan disampaikan oleh Rosul dan dicatat oleh beberapa sahabat saja, denga form nasah kufi, yaitu tulisan arab yg tanpa ada titik dan harokat. Jadi ba’ dan ta’ atau tsa’, jim, hak, kho’ dll tak bisa dibedakan. Lalu setelah zaman nabi para sahabat menggunakan ilmu seiring dengan kebutuhan umat dg menambahkan titik pada tulisan Alqur’an lalu berkembang lagi dan ditambahkan kharokat . Dan ini bukan ajaran nabi, ini semua tadi bid’ah dan Alhamdulillah saya adalah ahli jama’ah dan ahli bid’ah. Ilmu tajwid, ilmu hadis, ilmu nahwu, ilmu kalam semunya bid’ah. Sayidina Ali jika ditanya apa itu idghom binggunah, apa itu idhar beliau tidak mengerti karena pada waktu itu tak ada ilmu tajwid meski bacaanya benar…..”
saat akal dan akal para ulama’ bersama bermusyawarah maka lahirlah konensus atau ijma”. Sedangkan akal saat beranalogi sendirian maka lahirlah qiyas. Lalu lahirlah ilmu fiqih…”solat dalam alqur’an tak ada ketentuan waktu dan jumlah rakaatnya. Di dalam hadis mulai diterangkan waktu-waktu sholat dan jumlah raka’atnya tapi di alqur’an dan hadist tak ada apa itu arkanus solat. Rukun solat ada 17, arkanus solat sab’ata asyaro mulai takbiratul ihram, rukuk sujud, tuma’ninah sampai salam adalah ijma’ ulama’. Dalam alqur’an dikatakan saat kita junub maka kita wajib mandi jinabat, tetapi tidak ada keterangan apa itu junub (mulai bertemunya alat kelamin, keluarnya mani, haid, nifas ini adalah ijma’/akal). Imam syafi’i melakukan riset/observasi dan turun kelapangan langsung untuk berijtihad masalah HAID. Sekali lagi ini adalah akal/ijma’. Maka Islam tak bisa dipahami tanpa lewat ulama’, dan golongan yang mengajak kepada kehancuran adalah golongan yg berkoar-koar agar kembali ke Alqur’an dan Sunnah tanpa lewat ijma’/akal dan qiyas/akal. Tidak ada dalam Alqur’an kalau mau benar maka harus jenggotan, pakai gamis, jubah, jidat hitam dll, tapi harus berilmu meskipun ia memakai seragam dinas hehe
BAIKLAH BERIKUT ADALAH PENDAPAT ULAMA SALAFUSSHOLEH TENTANG WAHABI
Rasulullah shallallahu
alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya Rabbku memerintahkanku untuk mengajarkan yang tidak
kalian ketahui yang Ia ajarkan padaku pada hari ini: ‘Semua yang telah Aku
berikan pada hamba itu halal, Aku ciptakan hamba-hambaKu ini dengan sikap yang
lurus, tetapi kemudian datanglah syaitan kepada mereka. Syaitan ini kemudian
membelokkan mereka dari agamanya, dan mengharamkan atas mereka sesuatu yang Aku
halalkan kepada mereka, serta mempengaruhi supaya mereka mau menyekutukan Aku
dengan sesuatu yang Aku tidak turunkan keterangan padanya”. (HR Muslim 5109)
Allah Azza wa Jalla
berfirman, “Mereka menjadikan para rahib dan pendeta mereka sebagai
tuhan-tuhan selain Allah“.
(QS at-Taubah [9]:31 )
Ketika Nabi ditanya
terkait dengan ayat ini, “apakah mereka menyembah para rahib dan pendeta sehingga
dikatakan menjadikan mereka sebagai tuhan-tuhan selain Allah?” Nabi menjawab,
“tidak”, “Mereka tidak menyembah para rahib dan pendeta itu, tetapi jika para
rahib dan pendeta itu menghalalkan sesuatu bagi mereka, mereka menganggapnya
halal, dan jika para rahib dan pendeta itu mengharamkan bagi mereka sesuatu,
mereka mengharamkannya“
Pada riwayat yang lain
disebutkan, Rasulullah bersabda ”mereka (para rahib dan pendeta) itu telah
menetapkan haram terhadap sesuatu yang halal, dan menghalalkan sesuatu yang haram,
kemudian mereka mengikutinya. Yang demikian itulah penyembahannya kepada
mereka.” (Riwayat Tarmizi)
Jadi mereka yang
melarang yang tidak dilarangNya, mengharamkan yang tidak diharamkanNya atau
mewajibkan yang tidak diwajibkanNya, telah bertasyabuh dengan kaum kafir yakni
menjadikan ulama-ulama mereka “sebagai tuhan-tuhan selain Allah“. (QS at-Taubah
[9]:31 )\
Lihatlah
saudaraku.tanpa disadari Muhammad Bin Abdul Wahab menjadikan dirinya seakan
Tuhan selain Allah sebagaimana rahib rahib dan pendeta itu.mengharamkan sesuatu
yang belum tentu haram. Mengkafirkan sesama muslim dengan ketentuan yang belum
jelas pokok persoalannya terhadap sesama muslim.men syirikkan sesama muslim
sementara akar persoalannya tidak memenuhi ketentuan hukam Islam sesungguhnya
sebagai syarat mutlak.Membidahkan amalan sesama muslim sementara ia tidak
menyadari dirinya sebagai pelaku bid`ah dan tidak pula memenuhi syarat secara
umum menurut kesepakatan ulama ulama mukhtabar, salafus
sholeh.kurafur rasyidin.ahli ahli hadits terdahulu yang jauh lebih mumpuni di
bidangnya.siapa yang syirik ??
sementara telah kita
lihat mengenai pengikutnya.ketika Muhammad bin abdul wahab mengangap itu haram
maka merekapun mengharamkannya. Ketika dia menganggap itu kafir merekapun
mengkafirkannya.ketika dia mensyirikkannya,merekapun mensyirikkannya dan
ketika membidahkan amalan org lain maka pengikutpun yang belum paham pokok
pokok ketentuannya juga ikut ikutan membidahkan amalan org lain.mereka lupa
jika Muhammad bin Abdul Wahab belum ada apa apanya ketimbang ulama ulama besar
sebelum dirinya.mereka lupa ada byk sekali Ulama ulama hebat yang sebenarnya
lebih pantas sebagai panutan namun mereka tidak mengharapkan sesuatu nilai
kesombongan karna mereka mengenal hakekat zuhud. Wara`.qonaah.sebagai
ulama sejati.mereka tidak gila untuk menjadi pemimpin Umat, membuat Firqoh
Firqoh yang menimbulkan benih perpecahan sesama muslim walau sebenarnya mereka
lebih mampu ketimbang muhammad bin abdul wahab .cobalah saudara renungi
dalam dalam hekekat kehidupan mereka dan cobalah saudara renungi, ketika mereka
dihadapkan pada suatu persoalan agama maka mereka menyelesaikannya secara
bersama sama yang pada akhirnya muncul kesepakatan secara keseluruhan. Walau
ada sebagian kecil perbedaan,mereka tidak pula memaksa agar apa yang mereka
yakini harus dituruti karna merasa benar.lihatlah para imam madzab.mereka tidak
pernah memaksa mengikuti keyakinan mereka jika bertentangan dgn Quran dan
sunnah serta ketentuan bersama para Ulama ketika itu.siapa yang syirik ??
Dari Abul Abbas — Sahl
bin Sa’ad As-Sa’idy — radliyallahu ‘anhu, ia berkata: Datang seorang laki-laki
kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan berkata: “Wahai Rasulullah!
Tunjukkan kepadaku suatu amalan yang jika aku beramal dengannya aku dicintai oleh
Allah dan dicintai manusia.” Maka Rasulullah menjawab: “Zuhudlah kamu di dunia
niscaya Allah akan mencintaimu, dan zuhudlah terhadap apa yang ada pada manusia
niscaya mereka akan mencintaimu.” (Hadist shahih diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan lainnya).
kita bandingkan
dgn Muhammad bin abdul wahab. Adakah ia bersikap zuhud sebagaimana
petunjuk Rasulullah ?? apakah semua umat muslim mencintainya seperti Imam
Ahli hadits Buhari. Muslim dll yang di jadikan patokan seluruh umat
Islam dalam ilmu hadits ?? Muhammad bin abdul wahab hanya
berpegang teguh pada keyakinan diri sendiri secara
sepihak.memaksakan kehendak agar minta diikuti sementara apa yang menjadi
pegangannya tidak sekalipun menjadi kesepakatan seluruh ulama sebelumnya
bahkan semasa dgn dirinya kecuali org org yang telah dipengaruhinya dan
menjadikannya sebagai pemimpin dalam kelompoknya.sekali lagi
seperti firman Allah Azza wa Jalla , “Mereka menjadikan para rahib dan pendeta
mereka sebagai tuhan-tuhan selain Allah“. (QS at-Taubah [9]:31 ) dan “orang-orang yang paling keras permusuhannya
terhadap orang beriman adalah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik” (QS Al Maaidah [5]: 82) bukankah muhammad
bin abdul wahab termasuk paling keras permusuhannya dengan sesama muslim
??
Diriwayatkan dari Ibnu
Abbas, Rasulullah bersabda: “Barangsiapa memilih seseorang menjadi pemimpin
untuk suatu kelompok, yang di kelompok itu ada orang yang lebih diridhai Allah
dari pada orang tersebut, maka ia telah berkhianat kepada Allah, Rasul-Nya dan
orang-orang yang beriman.”
(HR. Hakim) Tidakkah pengikut wahabi menyadari hal ini ?? tidakkah wahabi
menyadari masih ada pemimpin yang jauh lebih memahami ilmu ilmu agama ketimbang
muhammad bin abdul wahab dan bukankah muhammad bin abdul wahab sebelumnya hanya
belajar dari sebagian kecil ilmu ilmu mereka ?? Sungguh tidak ada seorang
muslim sejati yang takut kepada Muhammad bin Abdul wahab selain hanya kepada
Allah.Dan sungguh kewajiban seorang muslim untuk ber amar ma`ruf dan bernahi
munkar terhadap pemimpin yang demikian dantidak pula menjadi
rujukkan ulama kebanyakan dan bahkan bukan tergolong tsiqoh.
Syaikh Ahmad bin
Muhammad al-Amin bin Ahmad Asy-Syinqithi dalam bukunya Majalis Ma’a Fadhilah
asy-Syaikh Muhammad al-Amin al-Jakna Asy-Syinqithi’ menuliskan bahwa Syaikh
Muhammad al-Amin al-Jakna asy-Syinqithi pernah mengatakan dihadapan mufti
kerajaan dinasti Saudi, “Siapa yang mengabarkanmu bahwa Nabi yang diutus
kepadaku dan yang wajib aku imani bernama Muhammad bin Abdul Wahhab?!!
Sesungguhnya Nabi yang diutus kepadaku dan yang wajib aku imani namanya
Muhammad bin Abdullah, yang dilahirkan di Makkah bukan dilahirkan di Huraimla,
dikubur di Madinah bukan dikubur di Dir’iyyah, dia datang dengan membawa kitab
namanya al-Qur’an, dan al-Qur’an itu aku bawa diantara dua lempengku. Dialah
yang wajib diimani“.
Syaikh Ahmad bin
Muhammad al amin adalah salah satu ulama besar dan sangat paham apa yang
terjadi terhadap diri pribadi muhammad bin abdul wahab.dan menunjukan Nilai
Minus terhadap muhammad bin Abdul wahab sebagai seorang yang tidak pantas untuk
dia ikuti.
Dan sebuah fakta
menarik lihatlah sudut pandang ulama ulama hebat madazb masa lalu mengenai diri
muhammad bin abdul wahab yang jelas menunjukkan Dia org yang cacat dan tidak
tergolong Tsiqoh bahkan KUFUR
1. ‘ULAMA KALANGAN
MADZHAB HANAFI
Dari kalangan ulama
madzhab Hanafi, al-Imam Muhammad Amin Afandi yang populer dengan sebutan Ibn
Abidin, juga berkata dalam kitabnya, Hasyiyah Radd al-Muhtar tantang Wahhabi
sebagai berikut:
“مَطْلَبٌ فِي
أَتْبَاعِ مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ الْوَهَّابِ الْخَوَارِجِ فِيْ زَمَانِنَا :كَمَا
وَقَعَ فِيْ زَمَانِنَافِيْ أَتْبَاعِ ابْنِ عَبْدِ الْوَهَّابِ الَّذِيْنَ
خَرَجُوْا مِنْ نَجْدٍ وَتَغَلَّبُوْا عَلَى الْحَرَمَيْنِ
وَكَانُوْايَنْتَحِلُوْنَ مَذْهَبَ الْحَنَابِلَةِ لَكِنَّهُمْ اِعْتَقَدُوْا
أَنَّهُمْ هُمُ الْمُسْلِمُوْنَ وَأَنَّ مَنْ خَالَفَاعْتِقَادَهُمْ مُشْرِكُوْنَ
وَاسْتَبَاحُوْا بِذَلِكَ قَتْلَ أَهْلِ السُّنَّةِ وَقَتْلَ عُلَمَائِهِمْ حَتَى
كَسَرَ اللهُشَوْكَتَهُمْ وَخَرَبَ بِلاَدَهُمْ وَظَفِرَ بِهِمْ عَسَاكِرُ الْمُسْلِمِيْنَ
عَامَ ثَلاَثٍ وَثَلاَثِيْنَ وَمِائَتَيْنِوَأَلْفٍ.” اهـ (ابن عابدين، حاشية رد
المحتار، ٤/٢٦٢).
“Keterangan tentang
pengikut Muhammad bin Abdul Wahhab, kaum Khawarij pada masa kita. Sebagaimana
terjadi pada masa kita, pada pengikut Ibn Abdil Wahhab yang keluar dari Najd
dan berupaya keras menguasai dua tanah suci. Mereka mengikuti madzhab
Hanabilah. Akan tetapi mereka meyakini bahwa mereka saja kaum Muslimin,
sedangkan orang yang berbeda dengan keyakinan mereka adalah orang-orang
musyrik. Dan oleh sebab itu mereka menghalalkan membunuh Ahlussunnah dan para
ulamanya sampai akhirnya Allah memecah kekuatan mereka, merusak negeri mereka
dan dikuasai oleh tentara kaum Muslimin pada tahun 1233 H.” (Ibn Abidin,
Hasyiyah Radd al-Muhtar ‘ala al-Durr al-Mukhtar, juz 4, hal. 262).
2. ‘ULAMA KALANGAN
MADZHAB MALIKI
Dari kalangan ulama
madzhab al-Maliki, al-Imam Ahmad bin Muhammad al-Shawi al-Maliki, ulama
terkemuka abad 12 Hijriah dan semasa dengan pendiri Wahhabi, berkata dalam
Hasyiyah ‘ala Tafsir al-Jalalain sebagai berikut:
هَذِهِ اْلآَيَةُ
نَزَلَتْ فِي الْخَوَارِجِ الَّذِيْنَ يُحَرِّفُوْنَ تَأْوِيْلَ الْكِتَابِ
وَالسُّنَّةِ وَيَسْتَحِلُّوْنَ بِذَلِكَ دِمَاءَ الْمُسْلِمِيْنَ وَأَمْوَالَهُمْ
كَمَا هُوَ مُشَاهَدٌ اْلآَنَ فِيْ نَظَائِرِهِمْ وَهُمْ فِرْقَةٌ بِأَرْضِ
الْحِجَازِ يُقَالُ لَهُمُ الْوَهَّابِيَّةُ يَحْسَبُوْنَ أَنَّهُمْ عَلىَ شَيْءٍ
أَلاَ إِنَّهُمْ هُمُ الْكَاذِبُوْنَ. (حاشية الصاوي على تفسير الجلالين، ٣/٣٠٧).
“Ayat ini turun mengenai orang-orang Khawarij, yaitu mereka yang
mendistorsi penafsiran al-Qur’an dan Sunnah, dan oleh sebab itu mereka
menghalalkan darah dan harta benda kaum Muslimin sebagaimana yang terjadi
dewasa ini pada golongan mereka, yaitu kelompok di negeri Hijaz yang disebut
dengan aliran Wahhabiyah, mereka menyangka bahwa mereka akan memperoleh sesuatu
(manfaat), padahal merekalah orang-orang pendusta.” (Hasyiyah al-Shawi ‘ala
Tafsir al-Jalalain, juz 3, hal. 307).
3. ‘ULAMA KALANGAN
MADZHAB SYAFI’I
Dari kalangan ulama
madzhab Syafi’i, al-Imam al-Sayyid Ahmad bin Zaini Dahlan al-Makki, guru
pengarang I’anah al-Thalibin, kitab yang sangat otoritatif (mu’tabar) di
kalangan ulama di Indonesia, berkata tentang Wahhabi :
وَكَانَ السَّيِّدُ
عَبْدُ الرَّحْمنِ الْأَهْدَلُ مُفْتِيْ زَبِيْدَ يَقُوْلُ: لاَ يُحْتَاجُ
التَّأْلِيْفُ فِي الرَّدِّ عَلَى ابْنِ عَبْدِ الْوَهَّابِ، بَلْ يَكْفِي فِي
الرَّدِّ عَلَيْهِ قَوْلُهُ صلى الله عليه وسلم سِيْمَاهُمُ التَّحْلِيْقُ،
فَإِنَّهُ لَمْ يَفْعَلْهُ أَحَدٌ مِنَ الْمُبْتَدِعَةِ اهـ (السيد أحمد بن زيني
دحلان، فتنة الوهابية ص/٥٤).
“Sayyid Abdurrahman al-Ahdal, mufti Zabid berkata: “Tidak perlu
menulis bantahan terhadap Ibn Abdil Wahhab. Karena sabda Nabi shallallahu
alaihi wa sallam cukup sebagai bantahan terhadapnya, yaitu “Tanda-tanda mereka
(Khawarij) adalah mencukur rambut (maksudnya orang yang masuk dalam ajaran
Wahhabi, harus mencukur rambutnya)”. Karena hal itu belum pernah dilakukan oleh
seorang pun dari kalangan ahli bid’ah.” (Sayyid Ahmad bin Zaini Dahlan, Fitnah
al-Wahhabiyah, hal. 54).
4. DARI ‘ULAMA
KALANGAN MADZHAB HAMBALI YANG KATANYA WAHABI NGIKUT MADZAB HAMBALI
Dari kalangan ulama
madzhab Hanbali, al-Imam Muhammad bin Abdullah bin Humaid al-Najdi berkata
dalam kitabnya al-Suhub al-Wabilah ‘ala Dharaih al-Hanabilah ketika menulis
biografi Syaikh Abdul Wahhab, ayah pendiri Wahhabi, sebagai berikut:
عَبْدُ الْوَهَّابِ
بْنُ سُلَيْمَانَ التَّمِيْمِيُّ النَّجْدِيُّ وَهُوَ وَالِدُ صَاحِبِ الدَّعْوَةِ
الَّتِيْ انْتَشَرَشَرَرُهَا فِي اْلأَفَاقِ لَكِنْ بَيْنَهُمَا تَبَايُنٌ مَعَ
أَنَّ مُحَمَّدًا لَمْ يَتَظَاهَرْ بِالدَّعْوَةِ إِلاَّ بَعْدَمَوْتِ وَالِدِهِ
وَأَخْبَرَنِيْ بَعْضُ مَنْ لَقِيْتُهُ عَنْ بَعْضِ أَهْلِ الْعِلْمِ عَمَّنْ
عَاصَرَ الشَّيْخَ عَبْدَالْوَهَّابِ هَذَا أَنَّهُ كَانَ غَاضِبًا عَلىَ وَلَدِهِ
مُحَمَّدٍ لِكَوْنِهِ لَمْ يَرْضَ أَنْ يَشْتَغِلَ بِالْفِقْهِكَأَسْلاَفِهِ وَأَهْلِ
جِهَتِهِ وَيَتَفَرَّسُ فِيْه أَنَّهُ يَحْدُثُ مِنْهُ أَمْرٌ .فَكَانَ يَقُوْلُ
لِلنَّاسِ: يَا مَا تَرَوْنَ مِنْ مُحَمَّدٍ مِنَ الشَّرِّ فَقَدَّرَ اللهُ أَنْ
صَارَ مَاصَارَ وَكَذَلِكَ ابْنُهُ سُلَيْمَانُ أَخُوْ مُحَمَّدٍ كَانَ مُنَافِيًا
لَهُ فِيْ دَعْوَتِهِ وَرَدَّ عَلَيْهِ رَدًّا جَيِّداًبِاْلآَياَتِ وَاْلآَثاَرِ
وَسَمَّى الشَّيْخُ سُلَيْمَانُ رَدَّهُ عَلَيْهِ ( فَصْلُ الْخِطَابِ فِي
الرَّدِّ عَلىَمُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ الْوَهَّابِ ) وَسَلَّمَهُ اللهُ مِنْ
شَرِّهِ وَمَكْرِهِ مَعَ تِلْكَ الصَّوْلَةِ الْهَائِلَةِ الَّتِيْأَرْعَبَتِ
اْلأَبَاعِدَ فَإِنَّهُ كَانَ إِذَا بَايَنَهُ أَحَدٌ وَرَدَّ عَلَيْهِ وَلَمْ
يَقْدِرْ عَلَى قَتْلِهِ مُجَاهَرَةًيُرْسِلُ إِلَيْهِ مَنْ يَغْتَالُهُ فِيْ
فِرَاشِهِ أَوْ فِي السُّوْقِ لَيْلاً لِقَوْلِهِ بِتَكْفِيْرِ مَنْ خَالَفَهُوَاسْتِحْلاَلِ
قَتْلِهِ. اهـ (ابن حميد النجدي، السحب الوابلة على ضرائح الحنابلة، ٢٧٥).
“Abdul Wahhab bin Sulaiman al-Tamimi al-Najdi, adalah ayah
pembawa dakwah Wahhabiyah, yang percikan apinya telah tersebar di berbagai
penjuru. Akan tetapi antara keduanya terdapat perbedaan. Padahal Muhammad
(pendiri Wahhabi) tidak terang-terangan berdakwah kecuali setelah meninggalnya
sang ayah. Sebagian ulama yang aku jumpai menginformasikan kepadaku, dari orang
yang semasa dengan Syaikh Abdul Wahhab ini, bahwa beliau sangat murka kepada
anaknya, karena ia tidak suka belajar ilmu fiqih seperti para pendahulu dan
orang-orang di daerahnya. Sang ayah selalu berfirasat tidak baik tentang
anaknya pada masa yang akan datang. Beliau selalu berkata kepada masyarakat,
“Hati-hati, kalian akan menemukan keburukan dari Muhammad.” Sampai akhirnya
takdir Allah benar-benar terjadi. Demikian pula putra beliau, Syaikh Sulaiman
(kakak Muhammad bin Abdul Wahhab), juga menentang terhadap dakwahnya dan
membantahnya dengan bantahan yang baik berdasarkan ayat-ayat al-Qur’an dan
hadits-hadits Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Syaikh Sulaiman menamakan
bantahannya dengan judul Fashl al-Khithab fi al-Radd ‘ala Muhammad bin Abdul
Wahhab. Allah telah menyelamatkan Syaikh Sulaiman dari keburukan dan tipu daya
adiknya meskipun ia sering melakukan serangan besar yang mengerikan terhadap
orang-orang yang jauh darinya. Karena setiap ada orang yang menentangnya, dan
membantahnya, lalu ia tidak mampu membunuhnya secara terang-terangan, maka ia
akan mengirim orang yang akan menculik dari tempat tidurnya atau di pasar pada
malam hari karena pendapatnya yang mengkafirkan dan menghalalkan membunuh orang
yang menyelisihinya.” (Ibn Humaid al-Najdi, al-Suhub al-Wabilah ‘ala Dharaih
al-Hanabilah, hal. 275).
Ada banyak sekali
Ulama ulama besar lainnya yang tidak bisa dijelaskan satu persatu namun jelas
membuktikan tidak layaknya seorang muhammad bin abdul wahab sebagai panutan
bagi umat muslim dan tentu saja bagi yang berfikir jernih lebih memilih suara
terbanyak yang jelas dan bukan pula suara ulama ulama
sembarangan.Ibarat ilmu hadit maka seringkali hukum sanad adalah penting
menentukan nilai suatu hadits. Begitu juga ulama. Maka ulama ulama bersanad
adalah lebih utama ketimbang pemimpin yang tidak jelas sanad ilmunya karna dgn
tidak jelas maka berarti cacat dan tidak tsiqoh.bukankah jika Hadits saja ada
rawi yang cacat mengurangi nilai hadits bahkan bisa menjadi hadits
munkar ?? begitu juga dgn muhammad bin abdul wahab.bukankah dari seluruh
data ulama ulama muktabar tidak menunjukkan dia Tsiqoh ?? maka apakah pantas
dia jadi panutan ?? Cobalah renungi dalam dalam jika kita ambil contoh
seperti hadits yang cacat karna rawinya tercela.
Mari kita simak lagi
pelaku pelaku utama dalam melihat prilaku Muhammad bin Abdul wahab berikut ini
:
1.PERNYATAAN SAUDARA
KANDUNGNYA
Lihat apa yang
dikatakan adik Muhhamad Abdul Wahab ini kepada kakaknya. Sulaiman bin Abdul
Wahhab adalah tokoh murni Ahlu Sunnah wal Jammaah beliau dalam kitabnya yang
berjudul [Ash-shawa’iq Al-ilahiyyah fi Ar-radd ‘ala Al-wahabiyyah], kepada
Muhammad Abdul Wahhab beliau bertutur:
“Sejak jaman sebelum Imam Ahmad bin Hanbal, yaitu pada jaman
para imam Islam, belum pernah ada yang meriwayatkan bahwa seorang imam kaum
Muslimin mengkafirkan sesama, mengatakan kepada mereka murtad dan memerintahkan
untuk memerangi mereka. Belum pernah ada seorang pun dari para imam kaum
Muslimin yang menamakan negeri kaum Muslimin sebagai negeri syirik dan negeri
perang, sebagaimana yang Anda [Muhammad Abdul Wahab. Red] katakan sekarang.
Bahkan lebih jauh lagi, Anda mengkafirkan orang yang tidak mengkafirkan
perbuatan-perbuatan ini, meskipun dia tidak melakukannya. Kurang lebih telah
berjalan delapan ratus tahun atas para imam kaum Muslimin, namun demikian tidak
ada seorang pun dari para ulama kaum Muslimin yang meriwayatkan bahwa mereka
[para imam kaum Muslimin] mengkafirkan orang Muslim. Demi Allah, keharusan dari
perkataan Anda ini ialah Anda mengatakan bahwa seluruh umat setelah jaman Ahmad
-semoga rahmat Allah tercurah atasnya- baik para ulamanya, para penguasanya dan
masyarakatnya, semua mereka itu kafir dan murtad. Inna lillahi wa inna ilaihi
raji’un.” [lihat perkataan Muhammad Wahhab dalam novel Risalah Arba’ah Qawa’id,
Muhammad bin Abdul Wahhab, hal 4].
Syeikh Sulaiman bin
Abdul Wahhab juga berkata di dalam halaman 4 dalam kitabnya: “Hari ini umat
mendapatkan musibah dengan orang yang menisbahkan dirinya kepada Al-qur’an dan
As-sunnah, menggali ilmu dari keduanya, namun tidak mempedulikan orang yang
menentangnya. Jika dia diminta untuk memperlihatkan perkataannya kepada ahli
ilmu, dia tidak akan melakukannya. Bahkan, dia mengharuskan manusia untuk
menerima perkataan dan pemahamannya. Barangsiapa yang menentangnya, maka dalam
pandangannya orang itu seorang yang kafir. Demi Allah, pada dirinya tidak ada
satu pun sifat seorang ahli ijtihad. Namun demikian, begitu mudahnya
perkataannya menipu orang-orang yang bodoh. Inna lillahi wa inna ilaihi
raji’un. Ya Allah, berilah petunjuk orang yang sesat ini, dan kembalikanlah dia
kepada kebenaran.”
2.PERNYATAAN AYAH
KANDUNGNYA
Mari kita simak lagi
peranan sang bapak untuk meluruskan kembali pemikiran rusak si anak durhaka
Muhammad Abdul Wahhab. Dikatakan bahwa Mufti Makkah, Zaini Dahlan mengatakan:”Abd Al-wahhab sang alim,
bapak Muhammad bin abdul wahab adalah seorang yang salih, qadhi dan merupakan
seorang tokoh ahli ilmu, begitulah juga dengan Al-syaikh Sulayman. Al-syaikh
bin Abd Al-wahhab dan al-Syaikh Sulayman, kedua-duanya sejak awal ketika
Muhammad mengikuti pengajarannya di Madinah al-Munawwarah telah mengetahui
pendapat dan pemikiran Muhammad yang meragukan. Keduanya telah mengkritik,
menasehati dan mencela pendapatnya dan mereka berdua pulalah yang
memperingatkan kepada masyarakat mengenai bahaya pemikiran Muhammad ini “
[Zaini Dahlan, al-Futuhat al-Islamiyah, Vol. 2, h.357.]
Disana dijelaskan lagi
bahwa Zaini Dahlan mengatakan:” Bapaknya [Abd al-Wahhab], saudaranya
Sulayman dan guru-gurunya sejak dini telah mengenali tanda-tanda penyelewengan
agama (ilhad) dalam dirinya melihat dari perkataan, perbuatan dan tentangan
Muhammad bin abd wahab terhadap banyak persoalan agama”.[Zaini Dahlan,
al-Futuhat al-Islamiyah, Vol. 2, h.357.]
Ini adalah bukti
otentik peristiwa masa lalu Muhammad bin abdul wahab yang di kemukakan oleh
keluarganya sendiri dan ini artinya dia justru tergolong durhaka pada kedua org
tuanya.tentunya ini lebih menguatkan bagiamana sebenarnya akhlak muhammad bin
abdul wahab masa itu.kesimpulan paling penting adalah seorang muhammad bin
abdul wahab tidak pantas dijadikan panutan lebih lebih ada byk bukti lain dari
cerita sejarah kelam wahabi.semoga ini menjadi Renungan kita bersama khususnya
sunni agar labih hati hati mengikuti firqoh yang sama sekali tidak pernah di
sepakati ijma ulama mukhtabar.Dan tentunya sudur pandang ulama ulama besar
bersanad jauh lebih mumpuni menilai sepak terjang muhammad bin abdul wahab masa
itu sampai sekarang.dan yakinlah mereka jauh lebih teliti meneala`ah
kepincangan dalam hukum hukum agama.maka sepantaasnyalah kita menguti
petunjuk ahli ulama yang kemampuannya tidak diragukan.Akal dan ilmu kita lum
seberapa jika dibandingkan Ulama ulama besar dalam menela`ah persoalan
ini.maka kita sebagai AWAM lebih baik mengikuti pemahaman ulama
ulama besar bersanad yang jelas sangat mengerti kejadian
kejadian masa lampau terkait muhammad bin abdul wahab.
Tulisanku ini hanya
sebagai bahan renungan bagi diriku.keluargaku.sanak familiku dan saudara
saudaraku sesama muslim yang masih diberikan Akal yang jernih, Mata hati yang yang
senantiasa melihat.Telinga bathin yang senantiasa mendengar.dan Qalbu
yang penuh dgn perenungan sebagai wujud kecintaan dari Allah untuk memahami
mana yang pantas dijadikan pedoman hidup sebelum ajal menjemput menghadap
diriNya..
pesan ku hati hatilah
memahami ayat ayat mutasyibat karna itu kunci baik atau buruknya keyakinan
seseorang dalam memahami Allah.jika kita salah meletakkan pemahaman tentang hal
ini maka seribu kali sholat sehari semalam. Naik haji sejuta kali. Zakat
triliunan.puasa tak berkesudahan maka itu hanya sebuah cerita sia sia.ibarat
orang kristen naik haji.bayar zakat.puasa..jelas tidak ada gunanya karna
akidahnya kristen.ibarat yahudi naik haji.bayar zakat.puasa,jelas tidak ada
gunany karna dia yahudi menafikkan hukum islam.ibarat org islam nai haji.
Sholat. Zakat maka itu juga sia sia jika ia menganggap tuhan seolah olah atau
paling tidak dibayangkan berwujud makhluk .karna ini sama saja dgn bertuhan dgn
berhala walau menyebut Allah sebagai namanyadan islam sebagai jalannya.tentu saja
Islamnya menjadi islam versi lain.
Imam Ahmad ar-Rifa’i
(W. 578 H/1182 M) dalam kitabnya al-Burhan al-Muayyad, “Sunu
‘Aqaidakum Minat Tamassuki Bi Dzahiri Ma Tasyabaha Minal Kitabi Was Sunnati
Lianna Dzalika Min Ushulil Kufri”, “Jagalah aqidahmu dari berpegang dengan
dzahir ayat dan hadis mutasyabihat, karena hal itu salah satu pangkal kekufuran
”.
Imam besar ahli hadis
dan tafsir, Jalaluddin As-Suyuthi dalam “Tanbiat Al-Ghabiy Bi Tabriat Ibn
‘Arabi” mengatakan “Ia (ayat-ayat mutasyabihat) memiliki makna-makna khusus yang
berbeda dengan makna yang dipahami oleh orang biasa. Barangsiapa memahami kata
wajh Allah, yad , ain dan istiwa sebagaimana makna yang selama ini diketahui
(wajah Allah, tangan, mata, bertempat), ia kafir (kufur dalam i’tiqod) secara pasti.”
semoga Ahlusunnah wal
jama`ah senatiasa mendapat berkah.senantiasa menjadi besar dimana pengikutnya
adalah insan insan yang berfikir cerdas karna dikaruniai akal yang ia
pergunakan bijak melalui bimbingan .ulama ulama bersanad yang kadar ilmunya bersambung
secara jelas dgn ulama ulama muktabar terbaik ,kulafur rasidin.salafus
sholeh dan pada akhirnya kepada Rasulullah dimana akidahnya jelas ALLAH ADA
TANPA TEMPAT DAN TIDAK BERARAH.
Terakhir. Hati hatilah
terhadap sikap Riya`.dan khusus ahlussunnah waljama`ah (Bukan yang palsu) kita
tidak perlu mengaku ‘ PENGIKUT SALAFUS SHOLEH .ATAU BERMANHAJ SALAF “ karna
akidah kita sudah jelas menunjukan hal itu tanpa perlu berbangga
bangga diri dgn gelaran itu.Biarkan wahabi bangga dgn astributnya ‘ BERLANDASKAN
QURAN DAN SUNNAH BERDASAR PEMAHAMAN SALAFUS SHOLEH” karna kita juga
tahu dan tidaklah bodoh bahwa pemahaman salafus sholeh adalah pemahaman ulama
ulama muktabar,Ahlusunnah waljamaahu.bersanad.ahli ahli hadist yang disepakati
seluruh ulama bukannya albani yang satupun ia tidak terlibat dalam penyusunan
hadist masa kulafur rasidin..dan peneltian hadits oleh ulama salaf dll ketika
itu.bukan pula muhammad bin abdul wahab tanpa sanad.tidak tsiqoh yang
baru muncul jauh sesudahnya bahkan masih jauh masanya dari ibnu tamiyah
sendiri. Biarkan mereka bangga mengaku bermanhaj salaf yang yang justru byk
mereka kafirkan,mereka bidahkan dan mereka syirikkan.kita lebih berakal
saudaraku sehingga mengerti kerancuan semacam ini yang terkadang membuat kita
tertawa lucu karna kebodohan mereka.jadi kita tidak perlu ada astribut semacam
wahabi ‘ BERMANHAJ SALAF” mari kita jauhi sipat sipat sombong.riya` karna itu
juga Sunnah dan Wajib kita ikuti karna kita sesungguhnya AHLUS SUNNAH
terbanyak” WAL JAMA`AH. Dan kita dianjurkan bersikap zuhud.wara`.qona`ah
bukannya sombong.gila harta.dan tak pandai bersyukur.ini juga sunnah yang wajib
kita ajarkan pada anak anak kita.saudara saudara kita seakidah dan
biarkan wahabi yang katanya mengikuti sunnah.. namun justru melalaikan
sunnah ini.kita maklumi karna pemimpin mereka bagai Tuhan yang wajib mereka
ikuti sebagimana dijelaskan diatas.
Menyikapi sikap
berlebihan dgn gelaran yang wah dan merasa paling baik dimata kaum muslimin
sebagai ‘PENGIKUT SALAFUS SHOLEH” maka perhatikanlah sebuah riwayat seorang
sahabat Rasulullah yang melihat Rasululah menangis.Ia bertanya mengapa beliau
menangis,Rasulullah menjawab dalam sabdanya :
“Aku khawatir kalau umatku berlaku syirik.Syiriknya bukan
menyembah matahari,bukan menyembah bulan dan bukan pula menyembah batu batu
akan tetapi amal baiknya ingin dipertontonkan kepada sesama manusia” (Al
hadits)
Inilah yang
dikhawatirkan Rasulullah.Rasulullah tidak mencemaskan Syirik besar melainkan
syirik kecil karna syirik besar bagi umatnya telah dibekali dgn ajaran
Tauhid.peng ESA an terhadap Sang khalik.ini diungkapkan dalam sebuah hadits
hasan :
Sesungguhnya yang paling aku khawatirkan terhadap kamu adalah
syirik yang paling kecil yakni Riya`.Hr.Ahmad.sanad hasan.
maka sudahkah wahabi
yang katanya menegakan sunnah memahami ini ?? bukankah tanpa sadar hal
yang dianggap kecil menjadikan syirik ?? siapa yang syirik ?
Rasulullah bersabda “ Sesungguhnya kamu orang orang yang
bodoh.kamu betul betul mengikut kelakuan umat sebelum kamu” hr.Thirmidzi dari
Abu Waqid al laitsi dgn sanad sahih.
begitu hebatnya
pengaruh syirik ini terhadap hati sesorang, terkadang orang cendrung
meniru niru perbuatan orang orang musyrik.bangga dgn status. Bangga dgn pujian.
Bangga karna merasa paling baik.yang tanpa sadar cendrung pula merendahkan
amalan orang lain.
Tetaplah berpegang
teguh pada Akidah Ahlusunnah wal jama`ah karna Nabi juga memerintahkan supaya
berpegang teguh pada jamaah mayoritas dan biarkan wahabi dgn angan angannya
sebagai Makhluk paling sempurna walau antar sesama manusia.Allah maha
tahu siapa yang bakal menjadi Penghuni surga atau neraka bukannya Muhammad bin
Abdul wahab yang sedkitpun tidak tahu kisi hati seorang hamba Allah dalam
beramal ibadah.seorang yang keras kepala tidak pantas menjadi panutan.hati yang
keras bagai batu adalah tanda insan insan hanya memahami agama sebatas
tenggorokkan.tidak lebih. Agama itu nasehat dan nasehat adalah kelembutan serta
kasih sayang bukannya begitu dgn mudah mengucapkan kata kata KOTOR.
Kafir.syirik.bid`ah padahal baru melihat dari sudut pandang umum dan tidak
menelitinya lebih jauh dan tidak pula bertanya pada ahlinya karna sombong.
Dari Anas bin Malik ra berkata : “Aku mendengar Rasulullah SAW
bersabda : “Sesungguhnya umatku tidak akan bersepakat pada kesesatan. Oleh
karena itu, apabila kalian melihat terjadinya perselisihan, maka ikutilah
kelompok mayoritas.” [HR. Ibnu Majah (3950), Abd bin Humaid dalam Musnad-nya
(1220) dan al-Thabarani dalam Musnad al-Syamiyyin (2069).
Al-Hafidz Ibnu Hajar
Rahimaullah dalam Fathul Bari XII/37 menukil perkataan Imam Thabari
Rahimahullah yang menyatakan : “
Berkata kaum (yakni para ulama), bahwa Jama’ah adalah Sawadul
A’dzam (Mayoritas Umat).
Telah menceritakan kepadaku Harun bin Abdullah dan Hajjaj bin As
Sya’ir keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami Hajjaj bin Muhammad dia
berkata; Ibnu Juraij berkata; telah mengabarkan kepadaku Abu Az Zubair bahwa
dia pernah mendengar Jabir bin Abdullah berkata, “Saya pernah mendengar
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Senantiasa ada sekelompok
dari ummatku yang selalu menang memperjuangkan kebenaran sampai hari Kiamat.”
(HR Muslim 3547)
Rasulullah shallallahu
alaihi wasallam bersabda:
“إِنَّ اللهَ لَا
يُجْمِعُ أُمَّةِ عَلَى ضَلَالَةٍ وَيَدُ اللهِ مَعَ الجَمَاعَةِ وَمَنْ شَذَّ
شَذَّ إِلَى النَّارِ”
“Sesungguhnya Allah
tidak menghimpun ummatku diatas kesesatan. Dan tangan Allah bersama jama’ah.
Barangsiapa yang menyelewengkan, maka ia menyeleweng ke neraka“. (HR. Tirmidzi:
2168).
kehadiran wahabi
adalah bencana bagi kita kaum muslimin atas doktrin doktrin mereka dan
Pembelaan kita sebagai ahlussunnah wal jamaah dari kecaman.ejekan.dianggap
salah semua oleh wahabi semoga menjadikan diri kita jauh lebih bernilai dlm
pandangan Allah. Sebagaimana Rasulullah telah bersabda “Tidak ada suatu
bencanapun yang menimpa org mukmin walaupun hanya sepotong duri atau
lebih kecuali pastilah dgn bencana itu Allah akan mengurangi satu kesalahan (
dosa) Hr. Muslim dar Aisyah ra.
Ahlussunnah wal
jamaah semoga senantiasa tetap menjadi terbesar dimanapun tempat didunia
ini.Tidaklah mungkin jutaan ulama besar diseluruh dunia menilai bodoh
untuk memilihi Ahlusunnah waljamah sebagai jalan keyakinan.mereka lebih tahu
lebih memahami dari dulu sampai detik ini jika ahlusunnah wal jamaah adalah
jalan yang benar. Dan memang terbukti hingga sekarang tetap berdiri
tegak sebagai pengikut terbanyak (jema`ah) walau hujatan. Fitnah.datang
silih berganti mulai dari masa khawarij hingga muncul wahabi sebagai penerus
akidah khawarij abad kini.. . Allahu Akbar !
semoga menjadi
renungan kita bersama.
Salam Ukhuwah
khusus bagi pengikut ahlussunnah wal jama`ah.! Ahli ahli
hadits.ulama ulama mukhtabar. Para habaib. Keturunan ahlul bait.Ulama
ulama sufi yang di sepakati dan seakidah. Ulama thoriqoh yang disepakati dan
seakidah.cendiakawan. ahli sejarah. pakar pakar peneliti Quran dan sunnah dari
ahlussunnah wal jama`ah,sunni, as asyairah.maturidy sejati di seluruh
dunia dimanapun berada.ALLAH ADA TANPA TEMPAT DAN TIDAK BERARAH !
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusUntuk tulisan yang antum buat ini tolong antum untuk mengkoreksinya kembali dan carilah bukti bukti yang kuat, jangan hanya bersandarkan pada bukti bukti yang tidak jelas dan sesat, krna memang bnyk golongan yang memusuhi dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab ini krna mereka tidak memahami hal yang sebenarnya dan hanya mendengarkan syubhat syubhat yang dilontarkan oleh musuh musuh islam, seperti yang disabdakan oleh Rasulullah SAW "Jika datang kepadamu orang fasik membawa berita,maka periksalah ia dengan teliti" hadits shahih saya lupa diriwayatkan oleh siapa. Tolong diperiksa kembali dengan teliti berita tersebut agar kita semua tidak tersesat dengan tuduhan tuduhan orang orang fasik dan orang kafir yang memusuhi Islam,
BalasHapusWallahu a'lam, Syukron
Sesungguhnya memang banyak sekali fitnah fitnah yang dibuat buat oleh golongan golongan sesat yang memusuhi dakwah tauhid ini krna dakwah tauhid ini membongkar kesesatan kesesatan dan kesyirikan kesyirikan yang mereka lakukan, krna sesungguhnya mereka itu tidak berilmu
BalasHapus