Sabtu, 27 April 2013

PENDAPAT ULAMA TENTANG WAHABI


Salah seorang teman wahabi ku bertanya "bagaimana pendapatmu tentang wahabi??bukankah sekte itu selalu berdakwah untuk kembali kepada Al-Qur'an dan Sunnah??
----------------------------------------------------
jawabku:
terlalu dhoif saya untuk berpendapat sendiri, krn walaupun saya tidak pernah gembar gembor mengikuti ulama salafussholeh tapi sebenarnya saya sangat berpegang pada pendapat mereka, bahkan untuk pertanyaan diatas sayapun harus mengikuti pendapat para slafussholeh

tapi sebelumnya saya akan sedikit terangkan atas pemahaman mereka tentang "kembali kepada Al-Qur'an dan Sunnah


Alqur’an diturunkan disampaikan oleh Rosul dan dicatat oleh beberapa sahabat saja, denga form nasah kufi,  yaitu tulisan arab yg tanpa ada titik dan harokat. Jadi ba’ dan ta’ atau tsa’, jim, hak, kho’ dll tak bisa dibedakan. Lalu setelah zaman nabi para sahabat menggunakan ilmu seiring dengan kebutuhan umat dg menambahkan titik pada tulisan Alqur’an lalu berkembang lagi dan ditambahkan kharokat . Dan ini bukan ajaran nabi, ini semua tadi bid’ah dan Alhamdulillah saya adalah ahli jama’ah dan ahli bid’ah. Ilmu tajwid, ilmu hadis, ilmu nahwu, ilmu kalam semunya bid’ah. Sayidina Ali jika ditanya apa itu idghom binggunah, apa itu idhar beliau tidak mengerti karena pada waktu itu tak ada ilmu tajwid meski bacaanya benar…..”

saat akal dan akal para ulama’ bersama bermusyawarah maka lahirlah konensus atau ijma”. Sedangkan akal saat beranalogi sendirian maka lahirlah qiyas.  Lalu lahirlah ilmu fiqih…”solat dalam alqur’an tak ada ketentuan waktu dan jumlah rakaatnya. Di dalam hadis mulai diterangkan waktu-waktu sholat dan jumlah raka’atnya tapi di alqur’an dan hadist tak ada apa itu arkanus solat. Rukun solat ada 17, arkanus solat sab’ata asyaro mulai takbiratul ihram, rukuk sujud, tuma’ninah sampai salam adalah ijma’ ulama’. Dalam alqur’an dikatakan saat kita junub maka kita wajib mandi jinabat, tetapi tidak ada keterangan apa itu junub (mulai bertemunya alat kelamin, keluarnya mani, haid, nifas ini adalah ijma’/akal). Imam syafi’i melakukan riset/observasi dan turun kelapangan langsung untuk berijtihad masalah HAID. Sekali lagi ini adalah akal/ijma’. Maka Islam tak bisa dipahami tanpa lewat ulama’, dan golongan yang mengajak kepada kehancuran adalah golongan yg berkoar-koar agar kembali ke Alqur’an dan Sunnah tanpa lewat ijma’/akal dan qiyas/akal. Tidak ada dalam Alqur’an kalau mau benar maka harus jenggotan, pakai gamis, jubah, jidat hitam dll, tapi harus berilmu meskipun ia memakai seragam dinas hehe

BAIKLAH BERIKUT ADALAH PENDAPAT ULAMA SALAFUSSHOLEH TENTANG WAHABI


Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya Rabbku memerintahkanku untuk mengajarkan yang tidak kalian ketahui yang Ia ajarkan padaku pada hari ini: ‘Semua yang telah Aku berikan pada hamba itu halal, Aku ciptakan hamba-hambaKu ini dengan sikap yang lurus, tetapi kemudian datanglah syaitan kepada mereka. Syaitan ini kemudian membelokkan mereka dari agamanya, dan mengharamkan atas mereka sesuatu yang Aku halalkan kepada mereka, serta mempengaruhi supaya mereka mau menyekutukan Aku dengan sesuatu yang Aku tidak turunkan keterangan padanya”. (HR Muslim 5109)
Allah Azza wa Jalla berfirman, “Mereka menjadikan para rahib dan pendeta mereka sebagai tuhan-tuhan selain Allah“. (QS at-Taubah [9]:31 )
Ketika Nabi ditanya terkait dengan ayat ini, “apakah mereka menyembah para rahib dan pendeta sehingga dikatakan menjadikan mereka sebagai tuhan-tuhan selain Allah?” Nabi menjawab, “tidak”, “Mereka tidak menyembah para rahib dan pendeta itu, tetapi jika para rahib dan pendeta itu menghalalkan sesuatu bagi mereka, mereka menganggapnya halal, dan jika para rahib dan pendeta itu mengharamkan bagi mereka sesuatu, mereka mengharamkannya“
Pada riwayat yang lain disebutkan, Rasulullah bersabda ”mereka (para rahib dan pendeta) itu telah menetapkan haram terhadap sesuatu yang halal, dan menghalalkan sesuatu yang haram, kemudian mereka mengikutinya. Yang demikian itulah penyembahannya kepada mereka.” (Riwayat Tarmizi)
Jadi mereka yang melarang yang tidak dilarangNya, mengharamkan yang tidak diharamkanNya atau mewajibkan yang tidak diwajibkanNya, telah bertasyabuh dengan kaum kafir yakni menjadikan ulama-ulama mereka “sebagai tuhan-tuhan selain Allah“. (QS at-Taubah [9]:31 )\

Lihatlah saudaraku.tanpa disadari Muhammad Bin Abdul Wahab menjadikan dirinya seakan Tuhan selain Allah sebagaimana rahib rahib dan pendeta itu.mengharamkan sesuatu yang belum tentu haram. Mengkafirkan sesama muslim dengan ketentuan yang belum jelas pokok persoalannya terhadap sesama muslim.men syirikkan sesama muslim sementara akar persoalannya tidak memenuhi ketentuan hukam Islam sesungguhnya sebagai syarat mutlak.Membidahkan amalan sesama muslim sementara ia tidak menyadari dirinya sebagai pelaku bid`ah dan tidak pula memenuhi syarat secara umum menurut  kesepakatan ulama ulama  mukhtabar, salafus sholeh.kurafur rasyidin.ahli ahli hadits terdahulu yang jauh lebih mumpuni di bidangnya.siapa yang syirik ??

sementara telah kita lihat mengenai pengikutnya.ketika Muhammad bin abdul wahab mengangap itu haram maka merekapun mengharamkannya. Ketika  dia menganggap itu kafir merekapun mengkafirkannya.ketika  dia mensyirikkannya,merekapun mensyirikkannya dan ketika membidahkan amalan org lain maka pengikutpun yang belum paham pokok pokok ketentuannya juga ikut ikutan membidahkan amalan org lain.mereka lupa jika Muhammad bin Abdul Wahab belum ada apa apanya ketimbang ulama ulama besar sebelum dirinya.mereka lupa ada byk sekali Ulama ulama hebat yang sebenarnya lebih pantas sebagai panutan namun mereka tidak mengharapkan sesuatu nilai kesombongan   karna mereka mengenal hakekat zuhud. Wara`.qonaah.sebagai ulama sejati.mereka tidak gila untuk menjadi pemimpin Umat, membuat Firqoh Firqoh yang menimbulkan benih perpecahan sesama muslim walau sebenarnya mereka lebih mampu ketimbang muhammad bin abdul  wahab .cobalah saudara renungi dalam dalam hekekat kehidupan mereka dan cobalah saudara renungi, ketika mereka dihadapkan pada suatu persoalan agama maka mereka menyelesaikannya secara bersama sama yang pada akhirnya muncul kesepakatan secara keseluruhan. Walau ada sebagian kecil perbedaan,mereka tidak pula memaksa agar apa yang mereka yakini harus dituruti karna merasa benar.lihatlah para imam madzab.mereka tidak pernah memaksa mengikuti keyakinan mereka jika bertentangan dgn Quran dan sunnah serta ketentuan bersama para Ulama ketika itu.siapa yang syirik ??

Dari Abul Abbas — Sahl bin Sa’ad As-Sa’idy — radliyallahu ‘anhu, ia berkata: Datang seorang laki-laki kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan berkata: “Wahai Rasulullah! Tunjukkan kepadaku suatu amalan yang jika aku beramal dengannya aku dicintai oleh Allah dan dicintai manusia.” Maka Rasulullah menjawab: “Zuhudlah kamu di dunia niscaya Allah akan mencintaimu, dan zuhudlah terhadap apa yang ada pada manusia niscaya mereka akan mencintaimu.” (Hadist shahih diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan lainnya).

kita bandingkan dgn  Muhammad bin abdul wahab. Adakah ia bersikap zuhud sebagaimana petunjuk Rasulullah ??  apakah semua umat muslim mencintainya seperti Imam Ahli hadits Buhari. Muslim dll yang di jadikan patokan  seluruh umat Islam  dalam ilmu hadits ??  Muhammad bin abdul wahab hanya  berpegang teguh pada keyakinan diri sendiri  secara sepihak.memaksakan kehendak agar  minta diikuti sementara apa yang menjadi pegangannya tidak sekalipun  menjadi kesepakatan seluruh ulama sebelumnya bahkan semasa dgn dirinya kecuali org org yang telah dipengaruhinya dan menjadikannya sebagai pemimpin dalam  kelompoknya.sekali  lagi  seperti firman Allah Azza wa Jalla , “Mereka menjadikan para rahib dan pendeta mereka sebagai tuhan-tuhan selain Allah“. (QS at-Taubah [9]:31 ) dan “orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang beriman adalah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik” (QS Al Maaidah [5]: 82) bukankah muhammad bin abdul wahab  termasuk paling keras permusuhannya dengan sesama muslim ??

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, Rasulullah bersabda: “Barangsiapa memilih seseorang menjadi pemimpin untuk suatu kelompok, yang di kelompok itu ada orang yang lebih diridhai Allah dari pada orang tersebut, maka ia telah berkhianat kepada Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman.” (HR. Hakim) Tidakkah pengikut wahabi menyadari hal ini ?? tidakkah wahabi menyadari masih ada pemimpin yang jauh lebih memahami ilmu ilmu agama ketimbang muhammad bin abdul wahab dan bukankah muhammad bin abdul wahab sebelumnya hanya belajar  dari sebagian kecil ilmu ilmu mereka ?? Sungguh tidak ada seorang muslim sejati yang takut kepada Muhammad bin Abdul wahab selain hanya kepada Allah.Dan sungguh kewajiban seorang muslim untuk ber amar ma`ruf dan bernahi munkar terhadap pemimpin  yang demikian dantidak pula  menjadi rujukkan ulama kebanyakan dan bahkan bukan tergolong tsiqoh.

Syaikh Ahmad bin Muhammad al-Amin bin Ahmad Asy-Syinqithi dalam bukunya Majalis Ma’a Fadhilah asy-Syaikh Muhammad al-Amin al-Jakna Asy-Syinqithi’ menuliskan bahwa Syaikh Muhammad al-Amin al-Jakna asy-Syinqithi pernah mengatakan dihadapan mufti kerajaan dinasti Saudi, “Siapa yang mengabarkanmu bahwa Nabi yang diutus kepadaku dan yang wajib aku imani bernama Muhammad bin Abdul Wahhab?!! Sesungguhnya Nabi yang diutus kepadaku dan yang wajib aku imani namanya Muhammad bin Abdullah, yang dilahirkan di Makkah bukan dilahirkan di Huraimla, dikubur di Madinah bukan dikubur di Dir’iyyah, dia datang dengan membawa kitab namanya al-Qur’an, dan al-Qur’an itu aku bawa diantara dua lempengku. Dialah yang wajib diimani“.

Syaikh Ahmad  bin Muhammad al amin adalah salah satu ulama besar dan sangat paham  apa yang terjadi terhadap diri pribadi muhammad bin abdul wahab.dan menunjukan Nilai Minus terhadap muhammad bin Abdul wahab sebagai seorang yang tidak pantas untuk dia ikuti.
Dan sebuah fakta menarik lihatlah sudut pandang ulama ulama hebat madazb masa lalu mengenai diri muhammad bin abdul wahab yang jelas menunjukkan Dia org yang cacat dan tidak tergolong Tsiqoh bahkan KUFUR

1. ‘ULAMA KALANGAN MADZHAB HANAFI

Dari kalangan ulama madzhab Hanafi, al-Imam Muhammad Amin Afandi yang populer dengan sebutan Ibn Abidin, juga berkata dalam kitabnya, Hasyiyah Radd al-Muhtar tantang Wahhabi sebagai berikut:

“مَطْلَبٌ فِي أَتْبَاعِ مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ الْوَهَّابِ الْخَوَارِجِ فِيْ زَمَانِنَا :كَمَا وَقَعَ فِيْ زَمَانِنَافِيْ أَتْبَاعِ ابْنِ عَبْدِ الْوَهَّابِ الَّذِيْنَ خَرَجُوْا مِنْ نَجْدٍ وَتَغَلَّبُوْا عَلَى الْحَرَمَيْنِ وَكَانُوْايَنْتَحِلُوْنَ مَذْهَبَ الْحَنَابِلَةِ لَكِنَّهُمْ اِعْتَقَدُوْا أَنَّهُمْ هُمُ الْمُسْلِمُوْنَ وَأَنَّ مَنْ خَالَفَاعْتِقَادَهُمْ مُشْرِكُوْنَ وَاسْتَبَاحُوْا بِذَلِكَ قَتْلَ أَهْلِ السُّنَّةِ وَقَتْلَ عُلَمَائِهِمْ حَتَى كَسَرَ اللهُشَوْكَتَهُمْ وَخَرَبَ بِلاَدَهُمْ وَظَفِرَ بِهِمْ عَسَاكِرُ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَ ثَلاَثٍ وَثَلاَثِيْنَ وَمِائَتَيْنِوَأَلْفٍ.” اهـ (ابن عابدين، حاشية رد المحتار، ٤/٢٦٢).

Keterangan tentang pengikut Muhammad bin Abdul Wahhab, kaum Khawarij pada masa kita. Sebagaimana terjadi pada masa kita, pada pengikut Ibn Abdil Wahhab yang keluar dari Najd dan berupaya keras menguasai dua tanah suci. Mereka mengikuti madzhab Hanabilah. Akan tetapi mereka meyakini bahwa mereka saja kaum Muslimin, sedangkan orang yang berbeda dengan keyakinan mereka adalah orang-orang musyrik. Dan oleh sebab itu mereka menghalalkan membunuh Ahlussunnah dan para ulamanya sampai akhirnya Allah memecah kekuatan mereka, merusak negeri mereka dan dikuasai oleh tentara kaum Muslimin pada tahun 1233 H.” (Ibn Abidin, Hasyiyah Radd al-Muhtar ‘ala al-Durr al-Mukhtar, juz 4, hal. 262).


2. ‘ULAMA KALANGAN MADZHAB MALIKI

Dari kalangan ulama madzhab al-Maliki, al-Imam Ahmad bin Muhammad al-Shawi al-Maliki, ulama terkemuka abad 12 Hijriah dan semasa dengan pendiri Wahhabi, berkata dalam Hasyiyah ‘ala Tafsir al-Jalalain sebagai berikut:

هَذِهِ اْلآَيَةُ نَزَلَتْ فِي الْخَوَارِجِ الَّذِيْنَ يُحَرِّفُوْنَ تَأْوِيْلَ الْكِتَابِ وَالسُّنَّةِ وَيَسْتَحِلُّوْنَ بِذَلِكَ دِمَاءَ الْمُسْلِمِيْنَ وَأَمْوَالَهُمْ كَمَا هُوَ مُشَاهَدٌ اْلآَنَ فِيْ نَظَائِرِهِمْ وَهُمْ فِرْقَةٌ بِأَرْضِ الْحِجَازِ يُقَالُ لَهُمُ الْوَهَّابِيَّةُ يَحْسَبُوْنَ أَنَّهُمْ عَلىَ شَيْءٍ أَلاَ إِنَّهُمْ هُمُ الْكَاذِبُوْنَ. (حاشية الصاوي على تفسير الجلالين، ٣/٣٠٧).
“Ayat ini turun mengenai orang-orang Khawarij, yaitu mereka yang mendistorsi penafsiran al-Qur’an dan Sunnah, dan oleh sebab itu mereka menghalalkan darah dan harta benda kaum Muslimin sebagaimana yang terjadi dewasa ini pada golongan mereka, yaitu kelompok di negeri Hijaz yang disebut dengan aliran Wahhabiyah, mereka menyangka bahwa mereka akan memperoleh sesuatu (manfaat), padahal merekalah orang-orang pendusta.” (Hasyiyah al-Shawi ‘ala Tafsir al-Jalalain, juz 3, hal. 307).


3. ‘ULAMA KALANGAN MADZHAB SYAFI’I

Dari kalangan ulama madzhab Syafi’i, al-Imam al-Sayyid Ahmad bin Zaini Dahlan al-Makki, guru pengarang I’anah al-Thalibin, kitab yang sangat otoritatif (mu’tabar) di kalangan ulama di Indonesia, berkata tentang Wahhabi :

وَكَانَ السَّيِّدُ عَبْدُ الرَّحْمنِ الْأَهْدَلُ مُفْتِيْ زَبِيْدَ يَقُوْلُ: لاَ يُحْتَاجُ التَّأْلِيْفُ فِي الرَّدِّ عَلَى ابْنِ عَبْدِ الْوَهَّابِ، بَلْ يَكْفِي فِي الرَّدِّ عَلَيْهِ قَوْلُهُ صلى الله عليه وسلم سِيْمَاهُمُ التَّحْلِيْقُ، فَإِنَّهُ لَمْ يَفْعَلْهُ أَحَدٌ مِنَ الْمُبْتَدِعَةِ اهـ (السيد أحمد بن زيني دحلان، فتنة الوهابية ص/٥٤).

“Sayyid Abdurrahman al-Ahdal, mufti Zabid berkata: “Tidak perlu menulis bantahan terhadap Ibn Abdil Wahhab. Karena sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam cukup sebagai bantahan terhadapnya, yaitu “Tanda-tanda mereka (Khawarij) adalah mencukur rambut (maksudnya orang yang masuk dalam ajaran Wahhabi, harus mencukur rambutnya)”. Karena hal itu belum pernah dilakukan oleh seorang pun dari kalangan ahli bid’ah.” (Sayyid Ahmad bin Zaini Dahlan, Fitnah al-Wahhabiyah, hal. 54).


4.  DARI ‘ULAMA KALANGAN MADZHAB HAMBALI YANG KATANYA WAHABI NGIKUT MADZAB HAMBALI

Dari kalangan ulama madzhab Hanbali, al-Imam Muhammad bin Abdullah bin Humaid al-Najdi berkata dalam kitabnya al-Suhub al-Wabilah ‘ala Dharaih al-Hanabilah ketika menulis biografi Syaikh Abdul Wahhab, ayah pendiri Wahhabi, sebagai berikut:

عَبْدُ الْوَهَّابِ بْنُ سُلَيْمَانَ التَّمِيْمِيُّ النَّجْدِيُّ وَهُوَ وَالِدُ صَاحِبِ الدَّعْوَةِ الَّتِيْ انْتَشَرَشَرَرُهَا فِي اْلأَفَاقِ لَكِنْ بَيْنَهُمَا تَبَايُنٌ مَعَ أَنَّ مُحَمَّدًا لَمْ يَتَظَاهَرْ بِالدَّعْوَةِ إِلاَّ بَعْدَمَوْتِ وَالِدِهِ وَأَخْبَرَنِيْ بَعْضُ مَنْ لَقِيْتُهُ عَنْ بَعْضِ أَهْلِ الْعِلْمِ عَمَّنْ عَاصَرَ الشَّيْخَ عَبْدَالْوَهَّابِ هَذَا أَنَّهُ كَانَ غَاضِبًا عَلىَ وَلَدِهِ مُحَمَّدٍ لِكَوْنِهِ لَمْ يَرْضَ أَنْ يَشْتَغِلَ بِالْفِقْهِكَأَسْلاَفِهِ وَأَهْلِ جِهَتِهِ وَيَتَفَرَّسُ فِيْه أَنَّهُ يَحْدُثُ مِنْهُ أَمْرٌ .فَكَانَ يَقُوْلُ لِلنَّاسِ: يَا مَا تَرَوْنَ مِنْ مُحَمَّدٍ مِنَ الشَّرِّ فَقَدَّرَ اللهُ أَنْ صَارَ مَاصَارَ وَكَذَلِكَ ابْنُهُ سُلَيْمَانُ أَخُوْ مُحَمَّدٍ كَانَ مُنَافِيًا لَهُ فِيْ دَعْوَتِهِ وَرَدَّ عَلَيْهِ رَدًّا جَيِّداًبِاْلآَياَتِ وَاْلآَثاَرِ وَسَمَّى الشَّيْخُ سُلَيْمَانُ رَدَّهُ عَلَيْهِ ( فَصْلُ الْخِطَابِ فِي الرَّدِّ عَلىَمُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ الْوَهَّابِ ) وَسَلَّمَهُ اللهُ مِنْ شَرِّهِ وَمَكْرِهِ مَعَ تِلْكَ الصَّوْلَةِ الْهَائِلَةِ الَّتِيْأَرْعَبَتِ اْلأَبَاعِدَ فَإِنَّهُ كَانَ إِذَا بَايَنَهُ أَحَدٌ وَرَدَّ عَلَيْهِ وَلَمْ يَقْدِرْ عَلَى قَتْلِهِ مُجَاهَرَةًيُرْسِلُ إِلَيْهِ مَنْ يَغْتَالُهُ فِيْ فِرَاشِهِ أَوْ فِي السُّوْقِ لَيْلاً لِقَوْلِهِ بِتَكْفِيْرِ مَنْ خَالَفَهُوَاسْتِحْلاَلِ قَتْلِهِ. اهـ (ابن حميد النجدي، السحب الوابلة على ضرائح الحنابلة، ٢٧٥).

“Abdul Wahhab bin Sulaiman al-Tamimi al-Najdi, adalah ayah pembawa dakwah Wahhabiyah, yang percikan apinya telah tersebar di berbagai penjuru. Akan tetapi antara keduanya terdapat perbedaan. Padahal Muhammad (pendiri Wahhabi) tidak terang-terangan berdakwah kecuali setelah meninggalnya sang ayah. Sebagian ulama yang aku jumpai menginformasikan kepadaku, dari orang yang semasa dengan Syaikh Abdul Wahhab ini, bahwa beliau sangat murka kepada anaknya, karena ia tidak suka belajar ilmu fiqih seperti para pendahulu dan orang-orang di daerahnya. Sang ayah selalu berfirasat tidak baik tentang anaknya pada masa yang akan datang. Beliau selalu berkata kepada masyarakat, “Hati-hati, kalian akan menemukan keburukan dari Muhammad.” Sampai akhirnya takdir Allah benar-benar terjadi. Demikian pula putra beliau, Syaikh Sulaiman (kakak Muhammad bin Abdul Wahhab), juga menentang terhadap dakwahnya dan membantahnya dengan bantahan yang baik berdasarkan ayat-ayat al-Qur’an dan hadits-hadits Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Syaikh Sulaiman menamakan bantahannya dengan judul Fashl al-Khithab fi al-Radd ‘ala Muhammad bin Abdul Wahhab. Allah telah menyelamatkan Syaikh Sulaiman dari keburukan dan tipu daya adiknya meskipun ia sering melakukan serangan besar yang mengerikan terhadap orang-orang yang jauh darinya. Karena setiap ada orang yang menentangnya, dan membantahnya, lalu ia tidak mampu membunuhnya secara terang-terangan, maka ia akan mengirim orang yang akan menculik dari tempat tidurnya atau di pasar pada malam hari karena pendapatnya yang mengkafirkan dan menghalalkan membunuh orang yang menyelisihinya.” (Ibn Humaid al-Najdi, al-Suhub al-Wabilah ‘ala Dharaih al-Hanabilah, hal. 275).
Ada banyak sekali Ulama ulama besar lainnya yang tidak bisa dijelaskan satu persatu namun jelas membuktikan tidak layaknya seorang muhammad bin abdul wahab sebagai panutan bagi umat muslim dan tentu saja bagi yang berfikir jernih lebih memilih suara terbanyak yang jelas  dan bukan pula suara ulama ulama  sembarangan.Ibarat ilmu hadit maka seringkali hukum sanad adalah penting menentukan nilai suatu hadits. Begitu juga ulama. Maka ulama ulama bersanad adalah lebih utama ketimbang pemimpin yang tidak jelas sanad ilmunya karna dgn tidak jelas maka berarti cacat dan tidak tsiqoh.bukankah jika Hadits saja ada rawi yang cacat mengurangi nilai hadits bahkan bisa menjadi  hadits  munkar ??  begitu juga dgn muhammad bin abdul wahab.bukankah dari seluruh data ulama ulama muktabar tidak menunjukkan dia Tsiqoh ?? maka apakah pantas dia jadi panutan ?? Cobalah renungi dalam dalam jika kita ambil contoh seperti  hadits yang cacat karna rawinya tercela.


Mari kita simak lagi pelaku pelaku utama dalam melihat prilaku Muhammad bin Abdul wahab berikut ini :

1.PERNYATAAN SAUDARA KANDUNGNYA

Lihat apa yang dikatakan adik Muhhamad Abdul Wahab ini kepada kakaknya. Sulaiman bin Abdul Wahhab adalah tokoh murni Ahlu Sunnah wal Jammaah beliau dalam kitabnya yang berjudul [Ash-shawa’iq Al-ilahiyyah fi Ar-radd ‘ala Al-wahabiyyah], kepada Muhammad Abdul Wahhab beliau bertutur:
“Sejak jaman sebelum Imam Ahmad bin Hanbal, yaitu pada jaman para imam Islam, belum pernah ada yang meriwayatkan bahwa seorang imam kaum Muslimin mengkafirkan sesama, mengatakan kepada mereka murtad dan memerintahkan untuk memerangi mereka. Belum pernah ada seorang pun dari para imam kaum Muslimin yang menamakan negeri kaum Muslimin sebagai negeri syirik dan negeri perang, sebagaimana yang Anda [Muhammad Abdul Wahab. Red] katakan sekarang. Bahkan lebih jauh lagi, Anda mengkafirkan orang yang tidak mengkafirkan perbuatan-perbuatan ini, meskipun dia tidak melakukannya. Kurang lebih telah berjalan delapan ratus tahun atas para imam kaum Muslimin, namun demikian tidak ada seorang pun dari para ulama kaum Muslimin yang meriwayatkan bahwa mereka [para imam kaum Muslimin] mengkafirkan orang Muslim. Demi Allah, keharusan dari perkataan Anda ini ialah Anda mengatakan bahwa seluruh umat setelah jaman Ahmad -semoga rahmat Allah tercurah atasnya- baik para ulamanya, para penguasanya dan masyarakatnya, semua mereka itu kafir dan murtad. Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.” [lihat perkataan Muhammad Wahhab dalam novel Risalah Arba’ah Qawa’id, Muhammad bin Abdul Wahhab, hal 4].

Syeikh Sulaiman bin Abdul Wahhab juga berkata di dalam halaman 4 dalam kitabnya: “Hari ini umat mendapatkan musibah dengan orang yang menisbahkan dirinya kepada Al-qur’an dan As-sunnah, menggali ilmu dari keduanya, namun tidak mempedulikan orang yang menentangnya. Jika dia diminta untuk memperlihatkan perkataannya kepada ahli ilmu, dia tidak akan melakukannya. Bahkan, dia mengharuskan manusia untuk menerima perkataan dan pemahamannya. Barangsiapa yang menentangnya, maka dalam pandangannya orang itu seorang yang kafir. Demi Allah, pada dirinya tidak ada satu pun sifat seorang ahli ijtihad. Namun demikian, begitu mudahnya perkataannya menipu orang-orang yang bodoh. Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un. Ya Allah, berilah petunjuk orang yang sesat ini, dan kembalikanlah dia kepada kebenaran.”


2.PERNYATAAN AYAH KANDUNGNYA

Mari kita simak lagi peranan sang bapak untuk meluruskan kembali pemikiran rusak si anak durhaka Muhammad Abdul Wahhab. Dikatakan bahwa Mufti Makkah, Zaini Dahlan mengatakan:”Abd Al-wahhab sang alim, bapak Muhammad bin abdul wahab adalah seorang yang salih, qadhi dan merupakan seorang tokoh ahli ilmu, begitulah juga dengan Al-syaikh Sulayman. Al-syaikh bin Abd Al-wahhab dan al-Syaikh Sulayman, kedua-duanya sejak awal ketika Muhammad mengikuti pengajarannya di Madinah al-Munawwarah telah mengetahui pendapat dan pemikiran Muhammad yang meragukan. Keduanya telah mengkritik, menasehati dan mencela pendapatnya dan mereka berdua pulalah yang memperingatkan kepada masyarakat mengenai bahaya pemikiran Muhammad ini “ [Zaini Dahlan, al-Futuhat al-Islamiyah, Vol. 2, h.357.]
Disana dijelaskan lagi bahwa Zaini Dahlan mengatakan:” Bapaknya [Abd al-Wahhab], saudaranya Sulayman dan guru-gurunya sejak dini telah mengenali tanda-tanda penyelewengan agama (ilhad) dalam dirinya melihat dari perkataan, perbuatan dan tentangan Muhammad bin abd wahab terhadap banyak persoalan agama”.[Zaini Dahlan, al-Futuhat al-Islamiyah, Vol. 2, h.357.]

Ini adalah bukti otentik peristiwa masa lalu Muhammad bin abdul wahab yang di kemukakan oleh keluarganya sendiri dan ini artinya dia justru tergolong durhaka pada kedua org tuanya.tentunya ini lebih menguatkan bagiamana sebenarnya akhlak muhammad bin abdul wahab masa itu.kesimpulan paling penting adalah seorang muhammad bin abdul wahab tidak pantas dijadikan panutan lebih lebih ada byk bukti lain dari cerita sejarah kelam wahabi.semoga ini menjadi Renungan kita bersama khususnya sunni agar labih hati hati mengikuti firqoh yang sama sekali tidak pernah di sepakati ijma ulama mukhtabar.Dan tentunya sudur pandang ulama ulama besar bersanad jauh lebih mumpuni menilai sepak terjang muhammad bin abdul wahab masa itu sampai sekarang.dan yakinlah mereka jauh lebih teliti meneala`ah kepincangan dalam  hukum hukum agama.maka sepantaasnyalah kita menguti petunjuk ahli ulama yang kemampuannya tidak diragukan.Akal dan ilmu kita lum seberapa jika dibandingkan  Ulama ulama besar dalam menela`ah persoalan ini.maka kita sebagai AWAM lebih baik mengikuti pemahaman ulama ulama    besar bersanad yang jelas sangat mengerti kejadian kejadian masa lampau terkait muhammad bin abdul wahab.

Tulisanku ini hanya sebagai bahan renungan bagi diriku.keluargaku.sanak familiku dan saudara saudaraku sesama muslim yang masih diberikan Akal yang jernih, Mata hati yang yang senantiasa melihat.Telinga  bathin yang senantiasa mendengar.dan Qalbu yang penuh dgn perenungan sebagai wujud kecintaan dari Allah untuk memahami mana yang pantas dijadikan pedoman hidup sebelum ajal menjemput menghadap diriNya.. 

pesan ku hati hatilah memahami ayat ayat mutasyibat karna itu kunci baik atau buruknya keyakinan seseorang dalam memahami Allah.jika kita salah meletakkan pemahaman tentang hal ini maka seribu kali sholat sehari semalam. Naik haji sejuta kali. Zakat triliunan.puasa tak berkesudahan maka itu hanya sebuah cerita sia sia.ibarat orang kristen naik haji.bayar zakat.puasa..jelas tidak ada gunanya karna akidahnya kristen.ibarat yahudi naik haji.bayar zakat.puasa,jelas tidak ada gunany karna dia yahudi menafikkan hukum islam.ibarat org islam nai haji. Sholat. Zakat maka itu juga sia sia jika ia menganggap tuhan seolah olah atau paling tidak dibayangkan berwujud makhluk .karna ini sama saja dgn bertuhan dgn berhala walau menyebut Allah sebagai namanyadan islam sebagai jalannya.tentu saja Islamnya menjadi islam versi lain.

Imam Ahmad ar-Rifa’i (W. 578 H/1182 M) dalam kitabnya al-Burhan al-Muayyad, “Sunu ‘Aqaidakum Minat Tamassuki Bi Dzahiri Ma Tasyabaha Minal Kitabi Was Sunnati Lianna Dzalika Min Ushulil Kufri”, “Jagalah aqidahmu dari berpegang dengan dzahir ayat dan hadis mutasyabihat, karena hal itu salah satu pangkal kekufuran
”.
Imam besar ahli hadis dan tafsir, Jalaluddin As-Suyuthi dalam “Tanbiat Al-Ghabiy Bi Tabriat Ibn ‘Arabi” mengatakan “Ia (ayat-ayat mutasyabihat) memiliki makna-makna khusus yang berbeda dengan makna yang dipahami oleh orang biasa. Barangsiapa memahami kata wajh Allah, yad , ain dan istiwa sebagaimana makna yang selama ini diketahui (wajah Allah, tangan, mata, bertempat), ia kafir (kufur dalam i’tiqod) secara pasti.

semoga Ahlusunnah wal jama`ah senatiasa mendapat berkah.senantiasa menjadi besar dimana pengikutnya adalah insan insan yang berfikir cerdas karna dikaruniai akal yang ia pergunakan bijak melalui bimbingan .ulama ulama bersanad yang kadar ilmunya bersambung secara jelas dgn  ulama ulama muktabar terbaik ,kulafur rasidin.salafus sholeh dan pada akhirnya kepada Rasulullah dimana akidahnya jelas ALLAH ADA TANPA TEMPAT DAN TIDAK BERARAH.

Terakhir. Hati hatilah terhadap sikap Riya`.dan khusus ahlussunnah waljama`ah (Bukan yang palsu) kita tidak perlu mengaku ‘ PENGIKUT SALAFUS SHOLEH .ATAU BERMANHAJ SALAF “ karna akidah  kita sudah  jelas menunjukan hal itu tanpa perlu berbangga bangga diri dgn gelaran itu.Biarkan wahabi bangga dgn astributnya ‘ BERLANDASKAN  QURAN DAN SUNNAH BERDASAR PEMAHAMAN  SALAFUS SHOLEH” karna kita juga tahu dan tidaklah bodoh bahwa pemahaman salafus sholeh adalah pemahaman ulama ulama muktabar,Ahlusunnah waljamaahu.bersanad.ahli ahli hadist yang disepakati seluruh ulama bukannya albani yang satupun ia tidak terlibat dalam penyusunan hadist masa kulafur rasidin..dan peneltian hadits oleh ulama salaf dll ketika itu.bukan pula muhammad bin abdul wahab tanpa sanad.tidak tsiqoh  yang baru muncul jauh sesudahnya bahkan masih jauh  masanya dari ibnu tamiyah sendiri. Biarkan mereka bangga mengaku bermanhaj salaf yang yang justru byk mereka kafirkan,mereka bidahkan dan mereka syirikkan.kita lebih berakal saudaraku sehingga mengerti kerancuan semacam ini yang terkadang membuat kita tertawa lucu karna kebodohan mereka.jadi kita tidak perlu ada astribut semacam wahabi ‘ BERMANHAJ SALAF” mari kita jauhi sipat sipat sombong.riya` karna itu juga Sunnah dan Wajib kita ikuti karna kita sesungguhnya AHLUS SUNNAH terbanyak” WAL JAMA`AH. Dan kita dianjurkan bersikap zuhud.wara`.qona`ah bukannya sombong.gila harta.dan tak pandai bersyukur.ini juga sunnah yang wajib kita ajarkan pada anak anak kita.saudara saudara kita seakidah dan biarkan  wahabi yang katanya mengikuti sunnah.. namun justru melalaikan  sunnah ini.kita maklumi karna pemimpin mereka bagai Tuhan yang wajib mereka ikuti sebagimana dijelaskan diatas.

Menyikapi sikap berlebihan dgn gelaran yang wah dan merasa paling baik dimata kaum muslimin sebagai ‘PENGIKUT SALAFUS SHOLEH” maka perhatikanlah sebuah riwayat seorang sahabat Rasulullah yang melihat Rasululah menangis.Ia bertanya mengapa beliau menangis,Rasulullah menjawab dalam sabdanya :

“Aku khawatir kalau umatku berlaku syirik.Syiriknya bukan menyembah matahari,bukan menyembah bulan dan bukan pula menyembah batu batu akan tetapi amal baiknya ingin dipertontonkan kepada sesama  manusia” (Al hadits)

Inilah yang dikhawatirkan Rasulullah.Rasulullah tidak mencemaskan Syirik besar melainkan syirik kecil karna syirik besar bagi umatnya telah dibekali dgn ajaran Tauhid.peng ESA an terhadap Sang khalik.ini diungkapkan dalam sebuah hadits hasan :

Sesungguhnya yang paling aku khawatirkan terhadap kamu adalah syirik yang paling kecil yakni Riya`.Hr.Ahmad.sanad hasan.
maka sudahkah wahabi yang katanya menegakan sunnah memahami ini ??  bukankah tanpa sadar hal yang dianggap kecil menjadikan syirik ?? siapa yang syirik ?

Rasulullah bersabda “ Sesungguhnya kamu orang orang yang bodoh.kamu betul betul mengikut kelakuan  umat sebelum kamu” hr.Thirmidzi dari Abu Waqid al laitsi  dgn sanad sahih.

begitu hebatnya pengaruh syirik ini terhadap hati sesorang, terkadang  orang cendrung meniru niru perbuatan orang orang musyrik.bangga dgn status. Bangga dgn pujian. Bangga karna merasa paling baik.yang tanpa sadar cendrung pula merendahkan amalan orang lain.

Tetaplah berpegang teguh pada Akidah Ahlusunnah wal jama`ah karna Nabi juga memerintahkan supaya berpegang teguh pada jamaah mayoritas dan biarkan wahabi dgn angan angannya sebagai Makhluk paling sempurna walau antar sesama  manusia.Allah maha tahu siapa yang bakal menjadi Penghuni surga atau neraka bukannya Muhammad bin Abdul wahab yang sedkitpun tidak tahu kisi hati seorang hamba Allah dalam beramal ibadah.seorang yang keras kepala tidak pantas menjadi panutan.hati yang keras bagai batu adalah tanda insan insan hanya memahami agama sebatas tenggorokkan.tidak lebih. Agama itu nasehat dan nasehat adalah kelembutan serta kasih sayang bukannya begitu dgn mudah mengucapkan kata kata KOTOR. Kafir.syirik.bid`ah padahal baru melihat dari sudut pandang umum dan tidak menelitinya lebih jauh dan tidak pula bertanya pada ahlinya karna sombong.  
Dari Anas bin Malik ra berkata : “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda : “Sesungguhnya umatku tidak akan bersepakat pada kesesatan. Oleh karena itu, apabila kalian melihat terjadinya perselisihan, maka ikutilah kelompok mayoritas.” [HR. Ibnu Majah (3950), Abd bin Humaid dalam Musnad-nya (1220) dan al-Thabarani dalam Musnad al-Syamiyyin (2069).

Al-Hafidz Ibnu Hajar Rahimaullah dalam Fathul Bari XII/37 menukil perkataan Imam Thabari Rahimahullah yang menyatakan : “
Berkata kaum (yakni para ulama), bahwa Jama’ah adalah Sawadul A’dzam (Mayoritas Umat).
Telah menceritakan kepadaku Harun bin Abdullah dan Hajjaj bin As Sya’ir keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami Hajjaj bin Muhammad dia berkata; Ibnu Juraij berkata; telah mengabarkan kepadaku Abu Az Zubair bahwa dia pernah mendengar Jabir bin Abdullah berkata, “Saya pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Senantiasa ada sekelompok dari ummatku yang selalu menang memperjuangkan kebenaran sampai hari Kiamat.” (HR Muslim 3547)
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
“إِنَّ اللهَ لَا يُجْمِعُ أُمَّةِ عَلَى ضَلَالَةٍ وَيَدُ اللهِ مَعَ الجَمَاعَةِ وَمَنْ شَذَّ شَذَّ إِلَى النَّارِ”
“Sesungguhnya Allah tidak menghimpun ummatku diatas kesesatan. Dan tangan Allah bersama jama’ah. Barangsiapa yang menyelewengkan, maka ia menyeleweng ke neraka“. (HR. Tirmidzi: 2168).


 kehadiran wahabi adalah bencana bagi kita kaum muslimin atas doktrin doktrin mereka dan Pembelaan kita sebagai ahlussunnah wal jamaah dari kecaman.ejekan.dianggap salah semua oleh wahabi semoga menjadikan diri kita jauh lebih bernilai dlm pandangan Allah. Sebagaimana Rasulullah telah bersabda “Tidak ada suatu bencanapun yang menimpa org mukmin walaupun hanya sepotong duri  atau lebih kecuali pastilah dgn bencana itu Allah akan mengurangi satu kesalahan ( dosa) Hr. Muslim dar Aisyah ra.

 Ahlussunnah wal jamaah  semoga senantiasa tetap menjadi terbesar dimanapun tempat didunia ini.Tidaklah mungkin jutaan ulama besar diseluruh dunia  menilai bodoh untuk memilihi Ahlusunnah waljamah sebagai jalan keyakinan.mereka lebih tahu lebih memahami dari dulu sampai detik ini jika ahlusunnah wal jamaah adalah jalan yang benar. Dan memang terbukti hingga sekarang  tetap berdiri tegak  sebagai pengikut terbanyak (jema`ah) walau hujatan. Fitnah.datang silih berganti mulai dari masa khawarij hingga muncul wahabi sebagai penerus akidah khawarij abad kini.. .  Allahu Akbar !

semoga menjadi renungan kita bersama.

Salam Ukhuwah khusus  bagi  pengikut ahlussunnah wal jama`ah.! Ahli ahli hadits.ulama ulama mukhtabar. Para habaib.  Keturunan ahlul bait.Ulama ulama sufi yang di sepakati dan seakidah. Ulama thoriqoh yang disepakati dan seakidah.cendiakawan. ahli sejarah. pakar pakar peneliti Quran dan sunnah dari ahlussunnah wal jama`ah,sunni, as asyairah.maturidy  sejati di seluruh dunia dimanapun berada.ALLAH ADA TANPA TEMPAT DAN TIDAK BERARAH !


3 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Untuk tulisan yang antum buat ini tolong antum untuk mengkoreksinya kembali dan carilah bukti bukti yang kuat, jangan hanya bersandarkan pada bukti bukti yang tidak jelas dan sesat, krna memang bnyk golongan yang memusuhi dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab ini krna mereka tidak memahami hal yang sebenarnya dan hanya mendengarkan syubhat syubhat yang dilontarkan oleh musuh musuh islam, seperti yang disabdakan oleh Rasulullah SAW "Jika datang kepadamu orang fasik membawa berita,maka periksalah ia dengan teliti" hadits shahih saya lupa diriwayatkan oleh siapa. Tolong diperiksa kembali dengan teliti berita tersebut agar kita semua tidak tersesat dengan tuduhan tuduhan orang orang fasik dan orang kafir yang memusuhi Islam,
    Wallahu a'lam, Syukron

    BalasHapus
  3. Sesungguhnya memang banyak sekali fitnah fitnah yang dibuat buat oleh golongan golongan sesat yang memusuhi dakwah tauhid ini krna dakwah tauhid ini membongkar kesesatan kesesatan dan kesyirikan kesyirikan yang mereka lakukan, krna sesungguhnya mereka itu tidak berilmu

    BalasHapus